Minggu, 25 Oktober 2015

Nyangkut di pontianak

Selamaaaat pagi dari pontianak..
Dalam rangka menyukseskan janji palig nggak satu minggu ada 1 post harus digenjot lagi nih keinginan nulisnya..

Wiih terbang domestik..
Wiih makan enak
Percayalaaaah cerita dibaliknya yang ga enak

Niat hati jadwal hari ini adalah jadwal vv alias pulang pergi pontianak dan hari berikutnya libur
Namun apa daya manusia boleh berencana namun asap yang menentukan jua.

Setelah 4 jam duduk duduk manis dipesawat tanpa ngapa ngapain karena pas mau boarding tiba tiba visibility alias jarak pandang menurun drastis akhirnya menyerah juga dan membuat kami satu set harus nginep di pontianak

Sedih? Sedikit
Seneng? Nggak juga sih cuma tiba tiba inget seumur umur ke pontianak belum ernah nyicip ice cream agri yang terkenal itu

Ice cream yang pakai bayok kelapa dan di dalamnya jadi mirip es podeng sih sebenernya..

Pilihan saya jatuh ke es nangka dan vanilla..
Enak enak enak..
Rasanya creamy terus didalamnya ada kacang merah agar agar cingcau dan entahlah apa lagi karena saking enaknya sampe ga ngeh lagi apa yang dimakan..

Yaa dari pada mengeluh lebih baik bersenang hati menikmati apa yang ada bukan?

So this is it from pontianak..
Apa
Makanan khas daerahmu yang perlu saya cobain kalo saya nginep disana?

Have a blessy monday everyone..

Goede morgen amsterdam



Goede morgen from amsterdam...

How was life so far?
Disini cuaca lagi ga nentu, katanya sih summer cumaaa kadang nipu..
Kemarin waktu landing 24 derajat celcius lumayan panas padahal sehari sebelumnya 13 derajat celcius

Flight amsterdam London ini salah satu flight unggulannya Garuda Indonesia lho..
Flight 14 jam yang butuh semangat yang luar biasa besar dari crew yang mAu ngejalaninnya..
Apa rasanya?
Buat saya sendiri sih super excited, ga usah kebayang 14 jam bwgadang dari malem sampai mau malam lagi waktu indonesianya..

Tapi dirubah jadi seberapa senengnya kamu nginjekkin kaki di negara yang butuh waktu 350 tahun buat ngelepasin indonesia dan kamu punya waktu berhari hari buat nikmatin waktu disini tanpa ngurus visa dan dibayar

Ini buat saya sendiri jadi privillage dari kerjaan saya..
Percaya deh kalo jadi aircrew dan obsesi kamu cuma uang melimpah kamu ga akan pernah nikmatin semua kesenangan yang ada dihadapan kamu..
Semua terasa seperti beban, semua terasa bikin kamu cape sampe ke ubun ubun dan selalu bikin kamu emosi krena lelah..
Atau kalo angan angan kamu cuma pengen jalan jalan, mending banting stir jadi pemandu wisata, karena kerjaan ini butuh effort yang besar dan kemauan kamu ngurus orang lain sepanjang flight..

So masih mau jadi aircrew?

My job is a professional field



Asli mitis pagi pagi buka path and one of my friend post this...

Shame on you,
Merendahkan profesi orang lain dan alih alih menganggap profesi orang sebagai bahan plesetan..

Ga ngerti sih sebenernya apa padangan orang orang kantoran soal kerjaan pramugari?

Cuma pelayan di pesawat?
Tukang bagi makanan dan minuman?
Orang yang bantu kalian di pesawat?

Kalo ada diantara kalian yang berpikir begitu..komen saya cuma kasihan..pemikirannya segitu ceteknya..

Where should i started to explain whats my job desk actually?

Pramugari atau pramugara atau yang lazim disebut juga sebagai awak kabin dan pekerja udara adalah jenis pekerjaan yang membutuhkan kemampuan setara dengan pekerjaan dengan spesifikasi yang tinggi layaknya seorang insinyur, kemampuan menghapal yang akurat layaknya seorang pengacara, kemampuan mengambil keputusan yang cepat layaknya seorang pemimpin dan mampu memilah mana yang terbaik untuk dilakukan seperti dokter..

Kemampuan diatas dibutuhkan untuk mengahapalkan cara penggunaan berbagai macam alat keselamatan dipesawat, mengingat step apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat, aba aba apa yang harus dikeluarkan dan tindakan pencegahan apa yang harus diambil..

Menjadi pramugari bukan hanya sekedar tinggi semampai, mungkin kami terlihat bodoh karena lebih harus sering tersenyum didepan penumpang dan tidak pernah membalas apapun yang penumpang lakukan walaupun ujung pelupuk mata sudah seperti bendungan katulampa dimusim penghujan..
Bukan karena kami tidak mampu melawan, namun ada norma yang harus kami patuhi..

Miris rasanya ketika orang yang bisa menyebut pembantunya sebagai babugari dan menganggap ini hal yan sepele..
Pernah terpikir bahwa ledekan dari pekerjaan yang anda anggap sepele ini belum tentu mampu anda jalani?

Kadang kalau lihat mulut nyinyir segininya saya pingin lempar mereka dengan buku manual yang harus saya hapal diluar kepala hanya untuk menyelamatkan orang lain ketika keadaan darurat, Hanya untuk menunjukkan bahwa butuh kecerdasan untuk menjadi seorang aeak kabin..apapun airlinesnya, apapun tipe pesawatnya...

Please be wise with your social media..
And how if i mock you back?
How if i called your fancy dress to work and your great great job as "kacung korporasi"? 

I bet you didnt like it right??

Sincerely,
A flight attendant that love's her job so much...


Senin, 24 Agustus 2015

Adjust your self

Pernah denger pepatah yang bunyi nya dimana kaki berpijak disana langit kita junjung?
Mungkin banyak yang ga tau, well saya sendiri sebenarnya juga ga tau sampai ibu saya yang ngasih tau...
Pribahasa sederhana yang sebenernya mengingatkan kamu akan posisi dan bagaimana menempatkan diri dimanapun kamu berada..

Duuh..kenapa juga ujug2 bahas beginian sih na?
Ini sebenernya bentuk keheranan saya sama anak jaman sekarang yang jadi aircrew dan suka sok asik sendiri tanpa mandang siapa orang yang lagi dia ajak sok asik sendiri itu..
Kalo saya lagi cuek sih beneran ga peduli cuma kalo lagi muncul bete nya kaya skrg rasanya tuh pengen banget teriak sambil bilang "wooy sini bukan temen deket situ lho"

Rada aneh rasanya ketika kerja dan berada dikabin tiba tiba nyeletuk dengan bahasa lo gue, bukan karena saya ga gaul atau sok tua, tapi ini ranah yang berbeda, ini bukan dunia pergaulan dimana kalian lagi hangout dan bersenang senang...
Ini dunia kerja yang butuh profesionalisme..
Enak ga sih didengernya kalo kalian jadi penumpang dan aircrewnya ngomong gue elo didepan kalian?
Kalau saya sih menilainya sebagai sebuah ketidak profesionalan dalam bekerja..

Please...
Tata bahasa dijaga,
Please...
Gesture dijaga..

Dipesawat kalian bukan mau petantang petenteng dengan seragam dan berasa jadi the owner..
Kalian adalah tuan rumah yang lagi open house..tuan rumah yang lagi melayani semua tamunya dengan baik..

So, dear wannabies, tolonglah yaaa bentuk diri kalian dengan sebuah keprofesionalan dalam bekerja.. Jadi seorang pekerja udara butuh lebih dari sekedar wajah cantik dan tinggi semampai..Butuh kemampuan berempati dan menempatkan diri dengan baik..
Butuh kemampuan menghargai orang berapapun umurnya dan apapun pendidikannya... Kalau kalian ga bisa berdamai dengan itu cari deh pekerjaan yang lain..

Duuuuh..malam malam gini jadi curhat ga juntrungan gegara kesel..


Selamat malam semua..
Selamat istirahat...


Xoxo
Rienjanirina

Kamis, 20 Agustus 2015

Welcome aboard judika

Ada yang beda dari flight makasar jakarta hari ini, selain dari penumpang bisnis class yang tidak terlalu penuh ada sosok yang mencuri perhatian kami hari ini.

Siapa yang tidak kenal dengan judika?
Penyanyi lulusan dari ajang pencarian bakAt ini menyertai rombongan pramugari heboh hari ini..

Kok tumben saya bahas artis hari ini?

Jawabannya simpel,
Judika sangat menyenangkan dan ga memasang muka ga enak biarpun kami bercandaan ketika supervisor cabin sibuk mengambil foto kami..
Berbagai ekspresi dan berbagai candaan terlontar namun hanya senyum yang tersungging..

Mungkin dalam hatinya komentar, "elaah ini mugari centil centil amat yak" 
Padahal sewaktu naik, bapak satu anak ini pakai masker, mungkin kurang fit..tapi sama sekali tidak mengurangi kesabarannya foto foto sama kami..
Anyway ga cuma kami sih, satu penumpang yang duduk bersebranganpun sampai melipir mau minta foto juga..
Yuhuuu..
I adore you soo mucho..

Thank you for choosing garuda indonesia as your flying partner..see you on the other garuda flight yaaa



Selasa, 11 Agustus 2015

A touchy "selamat terbang"

Sepulang dari amsterdam kemarin, ngilangin jetlag terbaik adalah terbang ke pekanbaru dan menghabiskan waktu dengan suami tercinta yang dimutasi kesana..

Cuma satu hari tapi beneran kerasa senengnya, kapan lagi bisa leye leye sambil cerita dan dipijitin..

Dan hari ini sewaktu pulang dan pintu pesawat ditutup, ada pemandangan ga biasa yang rasanya ga pernah saya sadar setiap terbang, karena memang ga punya waktu untuk menjulurkan kepala menuju jendela dan menikmati pemandangan yang ada..

Baru kali ini saya terharu, yaph...beneran nyaris meneteskan air mata..
Buat sebagian orang ini tampak sepele, tapi bagi saya yang menggantungkan kehidupan pribadi di depan pintu pesawat dan merubah diri menjadi seorang pramugari hal ini pasti jadi sesuatu yang membuat kalian ingin tersenyum..

Harinini saya duduk di 42A posisi tepat di belakang sayap pesawat sehingga ketika pintu tertutup dan saya melihat segerombolan ground staff berdiri dekat pesawat membawa spanduk saya haha berpikir itu kode apalah apalah..
Rernyata begitu pesawat mundur saya dapat membaca bahwa spanduk itu bertuliskan "selamat terbang" dan mereka mulai melambaikan tangan sebagai sebuah isyarat perpisahan kepada kmi yang akn keninggalkan bandara syarif kasim 2 di pekanbaru..

Entah saya yang memang cengeng dan aensitif entah memang inilah yang sebenarnya selalu kami harapkan..
A simply selamat terbang dan ucapan selamat datang ketika kami sampai kembali di darat menjadi sebuah kalimat yang indah ditelinga..

Terima kasih untuk kalimat pendukung kami di darat, terima kasih ground staff, bapak teknik, mas mba cleaner, bapak dan ubu security yang selalu memberikan senyum Kepada kami, mengucapkan selamat pagi, selamat datang dan selamat terbAng ketika membantu menutup pintu..

Mungkin itu sepele, mungkin itu hanya kebiasaan yang selalu terlontar..
Tapi percayalah untuk kami itu sebuah kejormatan, sebuah doa dan sebuah pengharapan untuk kami

XoXo

Rienjanirina 

Sabtu, 11 Juli 2015

Groundstaff ku sayang Groundstaffku Malang

suasana pemadaman kebakaran di terminal 2E Soekarno Hatta


Denger cerita kebakaran terminal 2E tanggal 5 Juli kemarin?
kalau belum bisa baca disini http://metro.tempo.co/read/news/2015/07/06/064681343/kebakaran-bandara-soekarno-hatta-bermula-dari-oven

pasti tau jugakan gimana hebohnya pemberitaan di televisi soal penumpang yang ngamuk ngamuk dan soal lumpuhnya hampir semua penerbangan Garuda Indonesia dari pagi dan baru berangsur pulih bahkan sampai H + 1 alias keesokan harinya?

saya mengalaminya?
alhamdulillah Allah Maha Baik, kekacauan ini terjadi saya sedang menikmati panasnya sengatan matahari di Rijkmuseum Amsterdam, tapi bukan berarti path saya tidak ramai dengan cerita teman teman yang harus terbang di hari itu.
bagaimana cerita mereka harus standby didalam pesawat dari jam 7 pagi tanpa tau harus terbang kemana dan tidak tau ada cerita apa dibandara. mungkin banyak dari penumpang yang tidak peduli, toh buat mereka urusan yang ada hanya sebatas saya tidak mau tahu apa yang terjadi tapi saya mau terbang ke tujuan saya karena banyak hal. mereka lupa ada banyak pekerja yang juga ingin pekerjaannya segera selesai agar bisa berkumpul dengan keluarga mereka dan yang lebih penting semua orang tidak ingin ini terjadi.

salah satu yang jelas menjadi garda terdepan di bandara adalah petugas darat atau groundstaff yang bertugas memenuhi kebutuhan penumpang sebelum mereka naik ke atas pesawat dan bertemu dengan kami para pekerja udara. pekerja yang berada diposisi serba salah, percaya deh, kadang penumpang yang membawa kemarahannya ke pesawat merasa bahwa mereka tidak bisa menyelesaikan masalah mereka pada saat bertemu dengan groundstaff, alhasil mereka kena semprot diawal oleh penumpang dan kemudian tentu saja penumpang ini melanjutkan misi marah marahnya dipesawat.

penerbangan telat karena urusan dokumen atau karena mereka kehilangan penumpang yang entah dimana rimbanya, lagi lagi para pekerja darat ini yang menjadi sasaran kemarahan captain dan tentu saja penyelia awak kabin yang merasa bahwa mereka tidak bekerja dengan baik. Tidak hanya mereka, kadang sayapun *blushing* suka marah marah sama mereka karena urusan bagasi yang sama sekali tidak di sweeping, bagasi yang bertumpah ruah di cabin pesawat yang hanya mampu menampung sedikit dari barang bawaan mereka.

namun kejadian 5 juli kemarin membuat saya sedikit berpikir, membuat saya akhirnya membuka mata bahwa resiko pekerjaan ada dimana dimana, namun tolerasi sebesar apa yang mampu kita berikan dan empati macam apa yang bisa kita sampaikan..

seorang teman menulis di path, bagaimana ketika akhirnya mereka dapat melanjutkan proses boarding dan mengantar penumpang yang sudah marah marah karena keterlambatan berjam jam, diakhir boarding naik seorang petugas darat yang tergopoh gopoh dengan muka lelah dan baju acak acakan. ditangannya ada sebuah jam tangan yang sudah pecah kacanya. wajahnya tidak menyiratkan apapun, sampai ditanya dan mukanya berubah menjadi berkaca kaca. jam tangan rusak itu menjadi saksi bagaimana anarkisnya penumpang yang tidak mengerti apa yang terjadi.
dia pun bercerita bahwa keadaan diluar sungguh diluar kendali, bagaimana penumpang menarik narik setiap groundstaff yang melintas, menguasai HT yang menjadi satu satunya alat komunikasi mereka karena ruang server terbakar dan semua harus dilakukan secara manual, penumpang pun menghancukan komputer yang ada dan memperlambat semua proses. 

saya menyalahkan penumpang? Tidak, sama sekali tidak. tapi pantaskah apa yang mereka lakukan?

saya pun hanya membatin, dulu waktu ada kejadian di terminal saru dengan airlines tetangga saya merasa bahwa itu wajar saja, toh penumpangnya beda segmentasi dan saya merasa bahwa penumpang saya tidak akan seperti itu karena mereka berada dikelas segmentasi yang berbeda. saya merasa bahwa penumpang saya pasti akan lebih cerdas dan tidak akan menjadikan kemarahan, kekerasan sebagai sebuah solusi, saya dan semua rekan rekan yang bertugas hari itu menyadari bahwa mereka lelah, marah dan kecewa dengan kejadian ini, kejadian yang bahkan bukan sama sekali disebabkan oleh maspakai kami sendiri namun disebabkan oleh tata ruang dan penanganan area komersial di area bandara. namun saya lupa, manusia hanyalah manusia dengan sifat dasar yang sama tidak peduli seberapapun pendidikannya.

dan ketika saya mendarat dari Amsterdam satu hari setelahnya, saya melihat groundstaff yang masih berlarian kesana kemari demi mengejar flight agar segera berangkat dan pesawat lainnya dapat bersiap untuk mengangkut penumpang, wajah mereka terlihat lelah, mereka terlihat seperti sudah tidak mampu lagi menopang diri namun kewajiban atas nama pekerjaan membuat mereka bersemangat. 

ketika saya melintaspun sebagian dari mereka sudah duduk dengan muka kelelahan di selasar kedatangan, "belum pulang dari kemarin" begitu jawab mereka ketika saya tanya apa kabar. 

groundstaff yang perannya terlupakan, dianggap pegawai rendahan, sebenarnya adalah orang yang berjasa ketika hal ini terjadi. bagaimana mereka harus berjuang menghadapi penumpang sampai akhirnya merekapun harus dievakuasi agar tidak menjadi sasaran amarah penumpang.

sayapun menyadarinya bahwa kadang kami sombong bahwa tidak akan berjalan pesawat tanpa ada awak kabin yang berusaha keras, tanpa ada awak pesawat yang mau menerbangkan pesawat. disana kami lupa bahwa ada sosok groundstaff yang mengatur ini semua dan memastikan semua berjalan dengan lancar. kerja keras mereka membawa kami lebih dekat dengan rumah, kemampuan mereka mempecepat proses boarding menjadi kesenangan kami karena kami akan lebih cepat bertemu dengan orang yang kami cintai.

setiap pekerjaan punya resiko masing masing, setiap pekerjaan punya kendala masing masing dan setiap orang punya ego nya masing masing..

semoga hal ini tidak akan terjadi lagi, semoga kedepannya kami dapat lebih bersinergi dengan pekerjaan kalian..

dan teruntuk para pekerja darat dibandara manapun kalian berada, kalian hebat, kalian kuat dan saya yakin kalian mampu membantu kami membawa penerbangan indonesia semakin tinggi dan semakin dikenal dunia


XoXo

RienjaniRina