Minggu, 25 Oktober 2015

Nyangkut di pontianak

Selamaaaat pagi dari pontianak..
Dalam rangka menyukseskan janji palig nggak satu minggu ada 1 post harus digenjot lagi nih keinginan nulisnya..

Wiih terbang domestik..
Wiih makan enak
Percayalaaaah cerita dibaliknya yang ga enak

Niat hati jadwal hari ini adalah jadwal vv alias pulang pergi pontianak dan hari berikutnya libur
Namun apa daya manusia boleh berencana namun asap yang menentukan jua.

Setelah 4 jam duduk duduk manis dipesawat tanpa ngapa ngapain karena pas mau boarding tiba tiba visibility alias jarak pandang menurun drastis akhirnya menyerah juga dan membuat kami satu set harus nginep di pontianak

Sedih? Sedikit
Seneng? Nggak juga sih cuma tiba tiba inget seumur umur ke pontianak belum ernah nyicip ice cream agri yang terkenal itu

Ice cream yang pakai bayok kelapa dan di dalamnya jadi mirip es podeng sih sebenernya..

Pilihan saya jatuh ke es nangka dan vanilla..
Enak enak enak..
Rasanya creamy terus didalamnya ada kacang merah agar agar cingcau dan entahlah apa lagi karena saking enaknya sampe ga ngeh lagi apa yang dimakan..

Yaa dari pada mengeluh lebih baik bersenang hati menikmati apa yang ada bukan?

So this is it from pontianak..
Apa
Makanan khas daerahmu yang perlu saya cobain kalo saya nginep disana?

Have a blessy monday everyone..

Goede morgen amsterdam



Goede morgen from amsterdam...

How was life so far?
Disini cuaca lagi ga nentu, katanya sih summer cumaaa kadang nipu..
Kemarin waktu landing 24 derajat celcius lumayan panas padahal sehari sebelumnya 13 derajat celcius

Flight amsterdam London ini salah satu flight unggulannya Garuda Indonesia lho..
Flight 14 jam yang butuh semangat yang luar biasa besar dari crew yang mAu ngejalaninnya..
Apa rasanya?
Buat saya sendiri sih super excited, ga usah kebayang 14 jam bwgadang dari malem sampai mau malam lagi waktu indonesianya..

Tapi dirubah jadi seberapa senengnya kamu nginjekkin kaki di negara yang butuh waktu 350 tahun buat ngelepasin indonesia dan kamu punya waktu berhari hari buat nikmatin waktu disini tanpa ngurus visa dan dibayar

Ini buat saya sendiri jadi privillage dari kerjaan saya..
Percaya deh kalo jadi aircrew dan obsesi kamu cuma uang melimpah kamu ga akan pernah nikmatin semua kesenangan yang ada dihadapan kamu..
Semua terasa seperti beban, semua terasa bikin kamu cape sampe ke ubun ubun dan selalu bikin kamu emosi krena lelah..
Atau kalo angan angan kamu cuma pengen jalan jalan, mending banting stir jadi pemandu wisata, karena kerjaan ini butuh effort yang besar dan kemauan kamu ngurus orang lain sepanjang flight..

So masih mau jadi aircrew?

My job is a professional field



Asli mitis pagi pagi buka path and one of my friend post this...

Shame on you,
Merendahkan profesi orang lain dan alih alih menganggap profesi orang sebagai bahan plesetan..

Ga ngerti sih sebenernya apa padangan orang orang kantoran soal kerjaan pramugari?

Cuma pelayan di pesawat?
Tukang bagi makanan dan minuman?
Orang yang bantu kalian di pesawat?

Kalo ada diantara kalian yang berpikir begitu..komen saya cuma kasihan..pemikirannya segitu ceteknya..

Where should i started to explain whats my job desk actually?

Pramugari atau pramugara atau yang lazim disebut juga sebagai awak kabin dan pekerja udara adalah jenis pekerjaan yang membutuhkan kemampuan setara dengan pekerjaan dengan spesifikasi yang tinggi layaknya seorang insinyur, kemampuan menghapal yang akurat layaknya seorang pengacara, kemampuan mengambil keputusan yang cepat layaknya seorang pemimpin dan mampu memilah mana yang terbaik untuk dilakukan seperti dokter..

Kemampuan diatas dibutuhkan untuk mengahapalkan cara penggunaan berbagai macam alat keselamatan dipesawat, mengingat step apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat, aba aba apa yang harus dikeluarkan dan tindakan pencegahan apa yang harus diambil..

Menjadi pramugari bukan hanya sekedar tinggi semampai, mungkin kami terlihat bodoh karena lebih harus sering tersenyum didepan penumpang dan tidak pernah membalas apapun yang penumpang lakukan walaupun ujung pelupuk mata sudah seperti bendungan katulampa dimusim penghujan..
Bukan karena kami tidak mampu melawan, namun ada norma yang harus kami patuhi..

Miris rasanya ketika orang yang bisa menyebut pembantunya sebagai babugari dan menganggap ini hal yan sepele..
Pernah terpikir bahwa ledekan dari pekerjaan yang anda anggap sepele ini belum tentu mampu anda jalani?

Kadang kalau lihat mulut nyinyir segininya saya pingin lempar mereka dengan buku manual yang harus saya hapal diluar kepala hanya untuk menyelamatkan orang lain ketika keadaan darurat, Hanya untuk menunjukkan bahwa butuh kecerdasan untuk menjadi seorang aeak kabin..apapun airlinesnya, apapun tipe pesawatnya...

Please be wise with your social media..
And how if i mock you back?
How if i called your fancy dress to work and your great great job as "kacung korporasi"? 

I bet you didnt like it right??

Sincerely,
A flight attendant that love's her job so much...


Senin, 24 Agustus 2015

Adjust your self

Pernah denger pepatah yang bunyi nya dimana kaki berpijak disana langit kita junjung?
Mungkin banyak yang ga tau, well saya sendiri sebenarnya juga ga tau sampai ibu saya yang ngasih tau...
Pribahasa sederhana yang sebenernya mengingatkan kamu akan posisi dan bagaimana menempatkan diri dimanapun kamu berada..

Duuh..kenapa juga ujug2 bahas beginian sih na?
Ini sebenernya bentuk keheranan saya sama anak jaman sekarang yang jadi aircrew dan suka sok asik sendiri tanpa mandang siapa orang yang lagi dia ajak sok asik sendiri itu..
Kalo saya lagi cuek sih beneran ga peduli cuma kalo lagi muncul bete nya kaya skrg rasanya tuh pengen banget teriak sambil bilang "wooy sini bukan temen deket situ lho"

Rada aneh rasanya ketika kerja dan berada dikabin tiba tiba nyeletuk dengan bahasa lo gue, bukan karena saya ga gaul atau sok tua, tapi ini ranah yang berbeda, ini bukan dunia pergaulan dimana kalian lagi hangout dan bersenang senang...
Ini dunia kerja yang butuh profesionalisme..
Enak ga sih didengernya kalo kalian jadi penumpang dan aircrewnya ngomong gue elo didepan kalian?
Kalau saya sih menilainya sebagai sebuah ketidak profesionalan dalam bekerja..

Please...
Tata bahasa dijaga,
Please...
Gesture dijaga..

Dipesawat kalian bukan mau petantang petenteng dengan seragam dan berasa jadi the owner..
Kalian adalah tuan rumah yang lagi open house..tuan rumah yang lagi melayani semua tamunya dengan baik..

So, dear wannabies, tolonglah yaaa bentuk diri kalian dengan sebuah keprofesionalan dalam bekerja.. Jadi seorang pekerja udara butuh lebih dari sekedar wajah cantik dan tinggi semampai..Butuh kemampuan berempati dan menempatkan diri dengan baik..
Butuh kemampuan menghargai orang berapapun umurnya dan apapun pendidikannya... Kalau kalian ga bisa berdamai dengan itu cari deh pekerjaan yang lain..

Duuuuh..malam malam gini jadi curhat ga juntrungan gegara kesel..


Selamat malam semua..
Selamat istirahat...


Xoxo
Rienjanirina

Kamis, 20 Agustus 2015

Welcome aboard judika

Ada yang beda dari flight makasar jakarta hari ini, selain dari penumpang bisnis class yang tidak terlalu penuh ada sosok yang mencuri perhatian kami hari ini.

Siapa yang tidak kenal dengan judika?
Penyanyi lulusan dari ajang pencarian bakAt ini menyertai rombongan pramugari heboh hari ini..

Kok tumben saya bahas artis hari ini?

Jawabannya simpel,
Judika sangat menyenangkan dan ga memasang muka ga enak biarpun kami bercandaan ketika supervisor cabin sibuk mengambil foto kami..
Berbagai ekspresi dan berbagai candaan terlontar namun hanya senyum yang tersungging..

Mungkin dalam hatinya komentar, "elaah ini mugari centil centil amat yak" 
Padahal sewaktu naik, bapak satu anak ini pakai masker, mungkin kurang fit..tapi sama sekali tidak mengurangi kesabarannya foto foto sama kami..
Anyway ga cuma kami sih, satu penumpang yang duduk bersebranganpun sampai melipir mau minta foto juga..
Yuhuuu..
I adore you soo mucho..

Thank you for choosing garuda indonesia as your flying partner..see you on the other garuda flight yaaa



Selasa, 11 Agustus 2015

A touchy "selamat terbang"

Sepulang dari amsterdam kemarin, ngilangin jetlag terbaik adalah terbang ke pekanbaru dan menghabiskan waktu dengan suami tercinta yang dimutasi kesana..

Cuma satu hari tapi beneran kerasa senengnya, kapan lagi bisa leye leye sambil cerita dan dipijitin..

Dan hari ini sewaktu pulang dan pintu pesawat ditutup, ada pemandangan ga biasa yang rasanya ga pernah saya sadar setiap terbang, karena memang ga punya waktu untuk menjulurkan kepala menuju jendela dan menikmati pemandangan yang ada..

Baru kali ini saya terharu, yaph...beneran nyaris meneteskan air mata..
Buat sebagian orang ini tampak sepele, tapi bagi saya yang menggantungkan kehidupan pribadi di depan pintu pesawat dan merubah diri menjadi seorang pramugari hal ini pasti jadi sesuatu yang membuat kalian ingin tersenyum..

Harinini saya duduk di 42A posisi tepat di belakang sayap pesawat sehingga ketika pintu tertutup dan saya melihat segerombolan ground staff berdiri dekat pesawat membawa spanduk saya haha berpikir itu kode apalah apalah..
Rernyata begitu pesawat mundur saya dapat membaca bahwa spanduk itu bertuliskan "selamat terbang" dan mereka mulai melambaikan tangan sebagai sebuah isyarat perpisahan kepada kmi yang akn keninggalkan bandara syarif kasim 2 di pekanbaru..

Entah saya yang memang cengeng dan aensitif entah memang inilah yang sebenarnya selalu kami harapkan..
A simply selamat terbang dan ucapan selamat datang ketika kami sampai kembali di darat menjadi sebuah kalimat yang indah ditelinga..

Terima kasih untuk kalimat pendukung kami di darat, terima kasih ground staff, bapak teknik, mas mba cleaner, bapak dan ubu security yang selalu memberikan senyum Kepada kami, mengucapkan selamat pagi, selamat datang dan selamat terbAng ketika membantu menutup pintu..

Mungkin itu sepele, mungkin itu hanya kebiasaan yang selalu terlontar..
Tapi percayalah untuk kami itu sebuah kejormatan, sebuah doa dan sebuah pengharapan untuk kami

XoXo

Rienjanirina 

Sabtu, 11 Juli 2015

Groundstaff ku sayang Groundstaffku Malang

suasana pemadaman kebakaran di terminal 2E Soekarno Hatta


Denger cerita kebakaran terminal 2E tanggal 5 Juli kemarin?
kalau belum bisa baca disini http://metro.tempo.co/read/news/2015/07/06/064681343/kebakaran-bandara-soekarno-hatta-bermula-dari-oven

pasti tau jugakan gimana hebohnya pemberitaan di televisi soal penumpang yang ngamuk ngamuk dan soal lumpuhnya hampir semua penerbangan Garuda Indonesia dari pagi dan baru berangsur pulih bahkan sampai H + 1 alias keesokan harinya?

saya mengalaminya?
alhamdulillah Allah Maha Baik, kekacauan ini terjadi saya sedang menikmati panasnya sengatan matahari di Rijkmuseum Amsterdam, tapi bukan berarti path saya tidak ramai dengan cerita teman teman yang harus terbang di hari itu.
bagaimana cerita mereka harus standby didalam pesawat dari jam 7 pagi tanpa tau harus terbang kemana dan tidak tau ada cerita apa dibandara. mungkin banyak dari penumpang yang tidak peduli, toh buat mereka urusan yang ada hanya sebatas saya tidak mau tahu apa yang terjadi tapi saya mau terbang ke tujuan saya karena banyak hal. mereka lupa ada banyak pekerja yang juga ingin pekerjaannya segera selesai agar bisa berkumpul dengan keluarga mereka dan yang lebih penting semua orang tidak ingin ini terjadi.

salah satu yang jelas menjadi garda terdepan di bandara adalah petugas darat atau groundstaff yang bertugas memenuhi kebutuhan penumpang sebelum mereka naik ke atas pesawat dan bertemu dengan kami para pekerja udara. pekerja yang berada diposisi serba salah, percaya deh, kadang penumpang yang membawa kemarahannya ke pesawat merasa bahwa mereka tidak bisa menyelesaikan masalah mereka pada saat bertemu dengan groundstaff, alhasil mereka kena semprot diawal oleh penumpang dan kemudian tentu saja penumpang ini melanjutkan misi marah marahnya dipesawat.

penerbangan telat karena urusan dokumen atau karena mereka kehilangan penumpang yang entah dimana rimbanya, lagi lagi para pekerja darat ini yang menjadi sasaran kemarahan captain dan tentu saja penyelia awak kabin yang merasa bahwa mereka tidak bekerja dengan baik. Tidak hanya mereka, kadang sayapun *blushing* suka marah marah sama mereka karena urusan bagasi yang sama sekali tidak di sweeping, bagasi yang bertumpah ruah di cabin pesawat yang hanya mampu menampung sedikit dari barang bawaan mereka.

namun kejadian 5 juli kemarin membuat saya sedikit berpikir, membuat saya akhirnya membuka mata bahwa resiko pekerjaan ada dimana dimana, namun tolerasi sebesar apa yang mampu kita berikan dan empati macam apa yang bisa kita sampaikan..

seorang teman menulis di path, bagaimana ketika akhirnya mereka dapat melanjutkan proses boarding dan mengantar penumpang yang sudah marah marah karena keterlambatan berjam jam, diakhir boarding naik seorang petugas darat yang tergopoh gopoh dengan muka lelah dan baju acak acakan. ditangannya ada sebuah jam tangan yang sudah pecah kacanya. wajahnya tidak menyiratkan apapun, sampai ditanya dan mukanya berubah menjadi berkaca kaca. jam tangan rusak itu menjadi saksi bagaimana anarkisnya penumpang yang tidak mengerti apa yang terjadi.
dia pun bercerita bahwa keadaan diluar sungguh diluar kendali, bagaimana penumpang menarik narik setiap groundstaff yang melintas, menguasai HT yang menjadi satu satunya alat komunikasi mereka karena ruang server terbakar dan semua harus dilakukan secara manual, penumpang pun menghancukan komputer yang ada dan memperlambat semua proses. 

saya menyalahkan penumpang? Tidak, sama sekali tidak. tapi pantaskah apa yang mereka lakukan?

saya pun hanya membatin, dulu waktu ada kejadian di terminal saru dengan airlines tetangga saya merasa bahwa itu wajar saja, toh penumpangnya beda segmentasi dan saya merasa bahwa penumpang saya tidak akan seperti itu karena mereka berada dikelas segmentasi yang berbeda. saya merasa bahwa penumpang saya pasti akan lebih cerdas dan tidak akan menjadikan kemarahan, kekerasan sebagai sebuah solusi, saya dan semua rekan rekan yang bertugas hari itu menyadari bahwa mereka lelah, marah dan kecewa dengan kejadian ini, kejadian yang bahkan bukan sama sekali disebabkan oleh maspakai kami sendiri namun disebabkan oleh tata ruang dan penanganan area komersial di area bandara. namun saya lupa, manusia hanyalah manusia dengan sifat dasar yang sama tidak peduli seberapapun pendidikannya.

dan ketika saya mendarat dari Amsterdam satu hari setelahnya, saya melihat groundstaff yang masih berlarian kesana kemari demi mengejar flight agar segera berangkat dan pesawat lainnya dapat bersiap untuk mengangkut penumpang, wajah mereka terlihat lelah, mereka terlihat seperti sudah tidak mampu lagi menopang diri namun kewajiban atas nama pekerjaan membuat mereka bersemangat. 

ketika saya melintaspun sebagian dari mereka sudah duduk dengan muka kelelahan di selasar kedatangan, "belum pulang dari kemarin" begitu jawab mereka ketika saya tanya apa kabar. 

groundstaff yang perannya terlupakan, dianggap pegawai rendahan, sebenarnya adalah orang yang berjasa ketika hal ini terjadi. bagaimana mereka harus berjuang menghadapi penumpang sampai akhirnya merekapun harus dievakuasi agar tidak menjadi sasaran amarah penumpang.

sayapun menyadarinya bahwa kadang kami sombong bahwa tidak akan berjalan pesawat tanpa ada awak kabin yang berusaha keras, tanpa ada awak pesawat yang mau menerbangkan pesawat. disana kami lupa bahwa ada sosok groundstaff yang mengatur ini semua dan memastikan semua berjalan dengan lancar. kerja keras mereka membawa kami lebih dekat dengan rumah, kemampuan mereka mempecepat proses boarding menjadi kesenangan kami karena kami akan lebih cepat bertemu dengan orang yang kami cintai.

setiap pekerjaan punya resiko masing masing, setiap pekerjaan punya kendala masing masing dan setiap orang punya ego nya masing masing..

semoga hal ini tidak akan terjadi lagi, semoga kedepannya kami dapat lebih bersinergi dengan pekerjaan kalian..

dan teruntuk para pekerja darat dibandara manapun kalian berada, kalian hebat, kalian kuat dan saya yakin kalian mampu membantu kami membawa penerbangan indonesia semakin tinggi dan semakin dikenal dunia


XoXo

RienjaniRina



Minggu, 22 Februari 2015

:(

Soekarno Hatta International Airport, 21 februari 2015

Masih pagi di jakarta, suhu di daratan dilaporkan dua puluh delapan derajat celsius,masih cukup sejuk untuk ukuran kota besar Indonesia yang kaya akan polusi, kecepatan angin mampu membuat pesawat bergoyang ketika hampir menyentuhkan roda besar yang membuatnya melantai dan melaju kencang sebelum akhirnya berdiam dengan gagah di ujung landasan dan bertemankan lorong panjang bernama belalai gajah.
 Perjalanan Jeddah - Jakarta selama 9 jam 23 menit ini sungguh memberikan saya sebuah pelajaran berharga, pelajaran yang membuka hati saya untuk belajar paling tidak bersimpati jika memang saya belum mampu berempati. Pelajaran yang membuat saya berpikir, apakah ini sudah pantas dan apakah benar ini yang harus saya lakukan?
Tidak ada yang terlalu berkesan dalam penerbangan ini,semua tampak sama dengan penerbangan penerbangan lainnya..penumpang yang penuh,wajah yang lelah dan saya yang mengantuk.
semua berubah ketika burung besar ini menjejakkan kaki nya di landasan pacu, bergulir cepat dan membuat semua yang ada di dalamnya nampak bergegas untuk bangkit meluruskan kaki dan mulai menurunkan semua barang bawaannya..
Wajah lelah namun bergembira, wajah penuh sukacita membayangkan banyaknya buah tangan untuk dibawa pulang.
namun tidak untuk seorang pria paruh baya yang istrinya tiba tiba limbung dan tidak sadarkan diri.
panik, ya kami semua panik.
khawatir dan bingung karena tidak tahu berbuat apa.
pundak pria yang merangkul tubuh wanita yang dicintainya itu mulai berguncang,berkali kali dipanggilnya nama sesosok tubuh yang kini tergeletak lemas di kursi depan pintu darurat.
semua orang hanya berlalu dan memandang sekilas.
beruntung ada seorang wanita yang berjalan memapah ibunya melihat apa yang terjadi dan langsung mengambil alih karena beliau adalah seorang dokter.
"CEPAT CARI DOKTER YANG PUNYA PERALATAN MEDIS" wajahnya memandang kami dengan serius sambil mengecek pergelangan nadi ibu paruh baya tadi.
dimintanya kami untuk meletakkan ibu yang tidak sadarkan diri tadi ke lantai dan mulai memacu jantungnya.
kami yang mulai panik meminta kejelasan dokter yang harusnya ada di bandara, tapi tidak, yang bersangkutan tidak ada di tempat.
apa karena ini hari sabtu?apa hari sabtu orang tidak boleh sakit?

Supervisor kabin pun sebelas dua belas,karena ingin cepat pulang, tidak diizinkannya kami membuka kotak dokter yang memang hanya boleh dipakai oleh kalangan medis. Alasannya? Urusan orang darat.

Bedakah kami?
Ini keadaan emergency..
ini darurat..
ini menyangkut nyawa orang lain.

Butuh waktu untuk kami melengkapi seluruh yang diperlukan, namun terlambat.
ibu tua itu telah menghembuskan nafas terakhirnya.
"Kemungkinan serangan jantung" begitu hujar ibu dokter yang menurut mamanya adalah seorang dokter anastesi.

Saya merasa bersalah,
Andai kami lebih cepat, apakah beliau akan selamat?
Akankah beliau berkumpul bersama keluarga?
Bukannya meninggalkan suami yang sekarang kebingungan dan tidak tau harus berbuat apa..

Rasa bersalah itu belum selesai sampai supervisor kami yang menurut saya tidak tahu diri meminta kami semua menginggalkan pesawat dan meninggalkan seorang lelaki renta yang terpukul dan sosok yang telah terbujur kaku di lantai dengan alasan sudah ada pegawai darat.
Entah hanya saya yang berlebihan atau mungkin saya yang terlalu perasa, namun perasaan saya hancur. Bagaimana mungkin saya tega meninggalkan beliau sendirian,ditengah kebingungan menunggu ketua rombongannya kembali ke pesawat dan menunggu anaknya yang telah menunggu dengan gembira diluar bandara untuk dapat izin ke atas pesawat ditambah mobil ambulans dan dokter bandara yang entah kemana.
Semua hanya atas nama kami sudah lelah..
Rass bersalah itu terus bergelayut, rasa menyesal itu terus ada.
pemikiran seandainya dan bagaimana jika terus berputar di otak..

andai saya berani untuk meminta peralatan medik lebih cepat
andai saya berani untuk menolak turun dari pesawat dan menemani beliau sampai jenasah itu masuk ke dalam ambulans
bagaimana jika yang tergolek tidak bernyawa adalah orang yang saya cintai dan diperlakukan seperti ini

Teruntuk ibu yang menghembuskan nafas terakhir dipesawat, semoga Allah memberikan ibu yang terbaik di alam sana, ini hadiah Allah atas ibadah khusyu ibu, semoga surga menjadi ganjarannya

teruntuk bapak yang ditinggalkan wanita tercinta, maafkan kami yang tidak menjaga kalian sampai kalian beranjak dari pesawat kami, semoga bapak jg memaafkan ucapan supervisor kami yang pasti menyayat hati jika bapak mendengar semuanya..

Teruntuk ibu dokter rombongan MQ tour travel pd GA 981 yang mau menyempatkan diri membantu kami hingga usaha terakhir, semoga allah membalas kebaikan ibu dan memberikan segala kemudahan bagi ibu di masa mendatang.

Teruntuk purser kami pada flight tersebut, andai anda mampu lebih berempati dan mengerti keadaan darurat mungkin ibu itu bisa tertolong

Pelajaran untuk diri saya sendiri : perlu lebih dari sekedar jam terbang tinggi dan waktu bekerja yang lama untuk bisa berempati, butuh kesadaran dan rasa kemanusiaan untuk mampu mengambil sikap dan mampu menunjukkan sikap seorang pemimpin.








Rabu, 04 Februari 2015

a self reminder

kaki ku melangkah ke dalam burung besi dengan dua lajur yang memisahkan deretan kursi menjadi tiga
jalan menuju bagian belakang pesawat terasa panjang dan seakan tidak pernah berakhir.
kaki ku serasa tak ditumpu otot dan ditopang tulang yang membuatnya tetap melangkah.
lunglai
dua berita membuat pemikiranku melayang,
dua berita membuatku kembali mempertanyakan arti dari kehadiran ku di dalam sosok gagah yang membawa ku menembus lapisan langit dan ditemani deretan awan yang ringan melayang.

kemarin malam ditengah kantuk mendera, berita pesawat tergelincir membuatku menghela napas panjang dan membuatku kembali berpikir tentang apa yang sedang aku jalani
dan disaat matahari sudah menanjak menunjukkan senyuman dan keceriaan ditengah angin dingin yang berhembus satu berita lagi menghampiriku.
sebuah pesawat terjun ke dalam sungai.

ini realita kehidupanku,
ini kenyataan dan jawaban dari semua resiko yang ada di pekerjaanku.
aku tidak bisa menghindar,
aku tidak bisa menjauh,

ditengah segala celaan, ditengah segala cibiran dan omongan yang merendahkan,
mereka tidak menyadari, bahwa apa yang dibebankan kepada kami lebih dari apa yang anda bayangkan.
mungkin terlihat sepele,
mungkin terdengar sederhana,
tersenyum, menyapa dengan ramah dan memberikan semua yang anda mau layaknya seorang pelayan
tapi bukan itu fungsi kami,

kami bersedih di dalam hati namun wajah kami berbohong dan kami tersenyum,
kami terluka oleh ucapan anda, namun bibir kami masih menyinggungkan senyum tulus untuk anda
kami merasa diabaikan oleh anda, namun kami masih menghampiri anda dengan ramah
ditengah ketakutan anda, kami berusaha menenangkan tanpa anda sadari sebenarnya kami lebih takut, takut tidak bisa menyelamatkan anda disaat kami sibuk memikirkan nasib kami sendiri
itu tanggung jawab kami dan anda tidak pernah tau apa yang kami rasakan.

dan kini, lorong panjang dan sunyi ini akan membawa langkahku,
detak langkah yang terasa nyaring ini akan diganti oleh suara riuh kalian yang datang dengan wajah gembira
suara announcement akan menggema tanpa anda pedulikan,
petunjuk keselamatan tidak anda indahkan

"FLight attendant door selector to automatic and cross check"
pintu tertutup, penghubung seluncur keselamatan di aktifkan, pesawar bergerak mundur
disinilah semua di mulai...
disinilah semua tanggung jawab berpindah kepada kami..

bismillah..
May Allah keep us in His Mighty Arm during this flight and giving us second chance to say hallo to the one that we love

_Osaka 04/02/15_



Kamis, 29 Januari 2015

a simply tought

`TOLONG, SAYA KEKURANGAN SELIMUT

Sekarang jam 12 malem dan saya lagi duduk termenung di beranda kamar hotel, bukan karena saya lagi nyari kerjaan sampingan jadi cewek panggilan terus sekarang lagi duduk di kursi hotel sambil curhat soal servis si om lho. Ini karena emang aja kerjaan saya yang ngeharusin saya pindah pindah kota dan menikmati indahnya kota, sumpah ini boong banget. Kerjaan saya cuma ngijinin saya tinggal satu malem di hotel dan besoknya terbang lagi. Ya walau kadang kadang bisa sampe bermalem malem saya tidur di hotel yang sama karena jadwal terbang yang berhari hari mengharuskan saya kembali lagi ke hotel yang sama.
Kerjaan saya apaan sih?
Kerjaan saya jadi pramugari, yoyoy tau dong itu pramugari yang tiap hari nangkring di pesawat, senyam senyum sambil bilang “bapak ibu matikan handphonenya” terus bagiin permen kalo terbang domestik atau kalo lagi gaya dikit jadi pramugari internasional saya bakalan bagiin penumpang tercinta saya jus jeruk sama apel yang di kemas pake tempat kecil kecil. Bukannya pelit lho, tapi biar cepet, kalo saya kasihnya satu gelas gede kapan kelarnya? Kapan saya take off nya? Terus kapan saya bakalan balik  ke kamar hotel yang nyaman, atau kapan saya bakalan kembali ke dunia nyata, kembali realita ke kamar seukuran 3 kali empat meter yang sekarang udah pake ac gara gara kebiasaan ngejogrok di kamar hotel sama temen sekamar yang tidurnya kaya pinguin. 
Enak ya kerjaan saya, keliling keliling mulu., jalan jalan mulu, pindah pindah kota mulu, pindah pindah negara mulu.
Pale lo enak, yang ada tiap hari saya meriang gara gara ganti cuaca mulu. Dari panas ke dingin, dari suhu empat puluh derajat di dubai sana langsung pindah ke minus 12 di korea sana. Yang ada tiap kali nginep di hotel saya sibuk masang koyo kaya nenek di kampung yang kena reumatik. Abis kalo telat dikit bakalan berakhir dengan adengan saya lari terbirit birit ke kamar mandi gegara panggilan alam yang ga bisa berenti dan keluarnya kaya orang yang susah bayar cicilan. Alias se encrit se encit. Iuuuh jorooook…
Eh tapi itu resiko bukan? Namanya juga jadwal terbang padet ngelebihin artis artis ibukota papan atas. Eh balik lagi ke alesan kenapa saya duduk di beranda hotel ini, bukan juga karena saya mikir gimana caranya loncat dari lantai dua puluh lima lho ya. Saya cuma lagi ngerasain duduk di beranda pake hotpants sama tanktop di tengah dinginnya malam yang makin menggigit. Lagi eksperimen soal penerbangan saya hari ini.
Ini lebih ke perenungan saya soal penumpang yang ada di pesawat saya hari ini yang bakalan ngegiring saya ke tempat yang saya sebut sebagai kandang macan alias ruangan chief awak kabin. Sebenernya enak sih chief saya, cuma kalo kudu dateng gegara komplain yang menurut saya ga penting itu yang suka bikin saya berasa ada di kandang macan. Ceceran pertanyaan bakalan bikin saya berasa serba salah walaupun sebenernya apa yang saya lakuin itu bener.
Hari ini ada penumpang saya yang ngotot banget minta selimut selama penerbangan tanpa mau tau berapa banyak selimut yang saya punya di flight itu. Bukannya saya pelit dengan ga mau kasih selimut ke penumpang itu, cuma mbok ya dikira kira. Berapa perbandingan selimut yang saya punya selama penerbangan itu. Jumlahnya cuma sepuluh persen dari jumlah kursi yang ada di penumpang buat penerbangan dibawah empat jam.
Jadi gini ceritanya, selama flight ke singapura dari denpasar saya bawalah satu keluarga yang naik dengan celana pendek dan tanktop dari ibu sampe keempat anaknya. Mereka minta selimut empat buah sementara selimut saya saat itu cuma lima belas helai. Di flight itu ada tujuh anak bayi, dua penumpang tua dengan kursi roda jadi totalnya saya udah mesti nyisihin sembilan selimut untuk orang orang itu. Oh ya, di pesawat sendiri kebutuhan selimut itu di utamakan untuk orang tua, orang sakit dan ibu dengan bayi atau anak kecil. Bukan untuk orang yang sok sokan pengen kece naik pesawat pake hotpants sama tanktop yah. Saat itu saya bilang selimutnya saya kasih dua dulu nanti kalo setelah lepas landas ga ada lagi yang minta baru deh saya kasih sisanya dua lagi. Ga adil dong dengan jumlah lima belas selimut yang udah saya kurangin sembilan dan tinggal sisa enam helai kudu saya kasih empat ke mereka sedangkan yang lain sama sekali ga kebagian. Yang ada saya bakalan di kutuk sama massa gara gara disangka ga mau ngasih mereka selimut sementara mereka lihat saya nyodorin empat selimut ke orang dalam satu baris. Ternyata keputusan saya tuh berujung surat komplen, ya masih katanya sih dia bakalan ngasih surat komplen itu ke orang airlines saya di singapura. Takut? Nggak sih, secara saya udah ngejalanin semuanya sesuai prosedur.
Nah situ aja yang keganjenan naik pesawat pake hotpants sama tanktop padahal udah tau kalo pesawat itu dinginnya nauzubillah, ya cuma pesawat dengan tipe tertentu aja ko yang panas, sisanya sedingin kulkas atau sedingin ruangan disaat hujan deras yang berlangsung seharian. Katanya biasa naik pesawat, ga mau dibilang kamseupay tapi ko ya ga ngerti ngerti.
Kalo mau pake hotpants sama tanktop mbok ya bawa aja selimut sendiri dari rumah, jangan malah jadi marah di pesawat cuma gara gara ga dikasih selimut kan? Apalagi sampe ga mau tau kebutuhan selimut itu buat siapa.
Andai saat itu saya ga pake seragam ya, pengen deh damprat orang macem kaya gitu yang mulutnya nyerocos ga jelas bukan buat kesalahan  saya kan sebenernya itu?
Cuma atas nama profesionalisme sama nama baik airlines saya cuma bisa nyengir lebar sambil ngasih mereka  surat komplen yang ada di dalam majalah di dalam pesawat abis itu saya lari kebelakang sambil ikutan ngoceh ngoceh, biarpun saya selalu ditugasin buat senyum tapi kadang ga tahan juga sih, kalo udah ga tahan mendingan saya lari ke pantry belakang atau masuk ke toilet buat nenangin diri daripada masalahnya semakin membesar bukan? Terus balik lagi ke kabin pesawat dalam keadaan mood yang sudah baik dan siap senyum lagi.
Enak kali ya kalo saya punya tongkat sihir yang bisa kegandain jumlah selimut di pesawat, apa saya butuh pergi ke gunung kawi buat minta pesugihan sama ilmu menggandakan barang? Kalo orang kan kesana biar kaya, kalo saya biar penumpang saya senyum semua deh dapet selimut.
Saya sendiri kalo jadi penumpang lebih suka dipeluk pacar selama penerbangan daripada pake selimut, hangatnya sama kan? Mesranya lebih dapet, paling orang yang duduk di sekitar lo jadi sebel terus ngeluarin energi panas karena mereka sibuk sirik selama penerbangan :D tapi yang penting sebelahnya jadi ikutan ga butuh selimutkan?
Atau mungkin, saya kudu pindah bagian kerja di staff check in kali yah yang saya lakuin ngedata seberapa banyak penumpang yang pake pakaian mini supaya jumlah selimut yang naik bisa sejumlah sama orang yang naik dengan pakaian minim, biar bebas komplen.
Komplen ga ada hatipun senang. Ga ada komplen berarti bisa datang ke ruangan chief dengan file baik, bisa dapet bonus banyak *nah yang terakhir hanya harapan*
Widiiih, sekarang saya udah menggigil ga keruan, kudu buruan masuk ke dalam selimut hotel saya yang nyamannya nauzubillah.
Dear pax, please be nice to me tomorrow yah..if you think you’re not gonna be nice, please batalin flight lo yang bakalan bareng sama saya.


Sincerely,
Pramugari yang frustasi nunggu panggilan dari ruang chief.













Rabu, 21 Januari 2015

I'm 5 stars cabin crew


Apa yang membuat kita bangga ketika bekerja disebuah perusahaan yang bergengsi?
buat saya sendiri menjadi bagian sebuah perusahaan yang terus bergerak maju dan berkembang dan menjadi bagian dari setiap pencapaian menjadi sebuah kebanggaan
Yaph penghujung tahun ini dapat kado istimewa dipenghujung tahun. Jadi pramugari bintang 5 euy..
ya biarpun banyak gosip dan banyak komentar sinis dari orang diluar sana,biarkan saja...anjing menggonggong brad pit juga ga lewat lewat *apaaa siiih naaaa*
Punya titel best cabin crew dan sekarang bintang 5 bawa beban berat sih buat saya sendiri.
Secara ga langsung semua orang punya ekspektasi tinggi sama maskapai ini,semua jadi sorotan dan jadi acuan. Semua menganggap kami sempurna dan istimewa. Kadang seneng liat orang yang memuji pekerjaan kami dan bilang kalau mereka garuda lovers,ah para tamu ku yang cihuy, da aku mah apa atuh kalau tanpa kehadiran dan kebanggaan kalian sama airlines plat merah milik negara sendiri.
semoga bisa memikul amanah untuk tetep jadi pramugari yang baik dan menyenangkan untuk setiap penumpangnya nanti dan bikin garuda makin banyak penumpangnya biar saya jalan jalannya makin jauuuh...

"GARUDA INDONESIA,AKAN KU JAGA DEMI NUSA BANGSA" -my pride / kebanggaanku, garuda indonesia theme song-

halo 2015

Yeaaay...udah 2015
udah tahun baru jadi harus semangat baru..

Flash back ke 2014 ada banyak yang sudah dilewatin ada banyak keceriaan yang terpampang nyata ada juga sedih yang tiada tara *mulai lebay*

Terus terus kemana sajakah diriku?
Lama ga ngeblog karena abis cuti keliling eropah...sekali sekali pamer gapapalah ya,biar semua orang tau kalau profesi yang dianggap pelayan di udara dan suka diremehin ini mampu lho makan gelato langsung di italia dan ngicip ngicip escargot langsung dibawah sinar menara eiffel terus semuanya tidurnya di hotel bukan di bus macem orang tour

My 2014 journey

Ngomongin tahun baru pasti ngomongin resolusi tahunan..
since im not too good at this lets create one :

1. Semoga tahun ini garuda buka rute baru yang makin memperluas kesempatan jalan jalan 

2. Semoga garuda tetep bintang 5 dan kalau bisa jadi bintang 7 macem obat sakit kepala biar gaji naik teruss

3. Mau nyelesain buku yang draftnya mulai diselimutin sama debu tebel san dihiasi sama jaring laba laba saking udah ga pernah disentuh

4. Mau bikin kelas pramugari wanna be kali yah biar yang nanya bisa langsung nanya

5. Mau rajin ngeblog dl deh yang penting biar ga kelupaan kalo tiba tiba kepikiran apa gitu..

Well hey..
apapun resolusi tahun ini semoga semua yang baik bisa dilakuin dan semua yang buruk bisa ditinggalin..
semoga ga ada lagi kecelakaan atau insiden apapun buat penerbangan indonesia dan dunia..
karena gimanapun juga mereka teman saya biarpun beda warna seragam,kehilangan mereka menjadi pengingat saya akan setiap langkah yang akan saya lakukan ketika terbang

Selamat datang 2015

Semoga tahun ini lebih baik